Tuesday, May 27, 2008

Musashi

Judul : Musashi
Penulis : Eiji Yoshikawa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2001
Tebal : 1248 Halaman
Jenis : Fiksi

Cerita dimulai dari keadaan setelah pertempuran Sekigahara. Saat itu dapat dianalogikan sebagai saat Musashi dalam kandungan. "Janin" tersebut masih bernama Takezo. Seorang samurai kalah perang yang harus menjalani hidupnya sebagai ronin. Adalah Takuan yang bertindak sebagai bidan yang membidani kelahiran Musashi. Gemblengan Takuan merupakan proses yang harus dijalani Musashi setelah "kelahirannya". Takuan adalah guru sekaligus orang tua bagi Musashi. Musashi menjalani masa pendidikan dasarnya dibimbing Takuan.

Memasuki jalan pedang merupakan pendidikan lanjutan yang harus dijalani Musashi sebagai konsekuensi yang harus ditanggung atas keputusan yang diambil.
Cerita sedikit diperhalus dengan kehadiran Otsu. Seorang wanita yang sangat mencintai Musashi. Imajinasi Eiji mengenai karakter Otsu sangat detail dan menarik. Kita dapat terhanyut dengan karakter Otsu, seorang wanita yang sangat cantik, sabar, setia danpenuh perhatian. Mungkin dengan karakter Otsu penulis ingin menggambarkan sosok wanita Jepang yang ideal. Pengaruh Otsu pada diri Musashi sangat besar. Gambaran ini seperti ingin mengingatkan kita pada besarnya pengaruh pendamping kita.
Eiji seperti ingin menggambarkan keberpihakannya pada ketekunan dan kesabaran dibandingkan pada kejeniusan dan tinggi hati. Karakter Musashi yang sangat tekun dan sabar dalam melakoni jalan hidupnya sebagai ronin yang menempuh Jalan Pedang digambarkan sangat bertolak belakang dengan karakter Sasaki Kojiro yang Jenius tetapi tinggi hati. Bahkan kita seperti dapat melihat betapa sederhananya Musashi dibandingkan Kojiro yang "high profile" (dan "dandy").
Pertentangan kedua tokoh ini tidaklah sesederhana seperti gambaran pertentangan antara "Si Baik" melawan "Si Jahat". Pertentangan kedua tokoh ini adalah gambaran bahwa ketekunan dapat saja mengalahkan kejeniusan. Jenius merupakan anugerah yang tidak diberikan kepada semua orang. Tetapi ketekunan adalah sesuatu bisa diraih semua orang (tentunya dengan usaha).
Pertentangan kedua karakter ini mencapai titik kulminasi pada pertempuran akhir antara "Si Tekun" (Musashi) melawan "Si Jenius" (Kojiro). Akhir pertempuran sebenarnya sudah terjadi sejak saat pertempuran itu belum dimulai. Akhir pertempuran terjadi sejak saat Kojiro membuang sarung pedangnya. Akhir pertempuran tersebut menggambarkan pendapat yang dianut Eiji. Eiji berpendapat bahwa hasil akhir dari kejeniusan akan dapat dikalahkan oleh ketekunan. Kemenangan "Si Tekun" (Musashi) terjadi saat "Si Jenius" (Kojiro) tidak mampu mengalahkan egonya (saat membuang sarung pedangnya).
Kesimpulan akhir saya adalah, ini buku yang sangat bagus. Sebagai bacaan biasa (tanpa harus mencerna maknanya) sudah merupakan cerita yang seru, maupun sebagai bacaan pada tingkat yang lebih lanjut.

No comments: